Jalin kerjasama, PT RMI Borong 10 Ribu Benih Unggul Tebu dari BSIP Perkebunan

Rejoso Manis Indo, 10 January 2024 | Penulis : Dinar
Jalin kerjasama, PT RMI Borong 10 Ribu Benih Unggul Tebu dari BSIP Perkebunan
Acara penandatanganan kerja sama PT RMI dan BSIP Perkebunan, Selasa (9/1/2024)
Bogor - PT Rejoso Manis Indo dan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Perkebunan, Kementerian Pertanian meneken kerja sama yakni 10 ribu benih unggul tebu hasil kultur jaringan BSIP Perkerbunan, (Selasa 9/1/2024).

Wakil Direktur Utama PT Rejoso Manis Indo Syukur Iwantoro mengatakan, pihaknya menjalin kerjasama dengan BSIP Perkebunan dengan memborong 10 ribu bibit unggul tebu. Benih merupakan yang utama dan fundamental sehingga hal ini merupakan salah satu upaya PT RMI untuk meretas jalan menuju swasembada gula Indonesia. Menurutnya, Indonesia mampu menghasilkan benih dan bibit berkualitas yang miliki standart. Dan hal ini juga dapat menepis adanya industri gula berbasis tebu yang terkendala pengadaan benih - bibit berkualitas yang dihasilkan di dalam negeri.

"Tidak benar kalau ada yang menyatakan, industri gula berbasis tebu terkendala oleh pengadaan benih-bibit berkualitas yang dihasilkan di dalam negeri," Ucap Wadirut PT RMI Syukur Iwantoro.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh Syukur yang mewakili PT RMI dengan Kepala Pusat BSIP Perkebunan Ir Syafaruddin, PhD. Benih unggul tebu yang dibeli adalah varietas Agribun, hasil mutasi dari  kultur jaringan varietas Bululawang. Varietas unggul Agribun ini telah diujicoba PT RMI pada lahan seluas 15 hektare di Blitar. Hasilnya, panen tebu tertinggi menghasilkan 130 ton per hektare dan terendah 110 ton per hektare. Selain itu, varietas Agribun ini juga tahan terhadap penyakit lidah api, yang mampu menurunkan produktivitas tebu secara signifikan.   

"Kami amat mendukung kerja sama dalam penyediaan benih ini. Apalagi, Menteri Pertanian juga memberikan perhatian besar pada sektor perkebunan," ujar Kepala Pusat BSIP Perkebunan Ir Syafaruddin.

Menurutnya, Benih adalah awal, baik di sektor hortikulturan pertanian, hingga perkebunan. Terutama di sektor perkebunan, kualitas benih baru ketahuan tiga hingga empat tahun kemudian. Jika menggunakan benih yang berkualitas dan terstandar, tentu hasilnya pun akan baik. Selain itu, Indonesia mampu menghasilkan benih berkualitas. Meski diadang tantangan termasuk soal anggaran, BSIP Perkebunan tetap berupaya memperbanyak benih berkualitas, terutama untuk komoditas unggulan seperti kopi, tebu, dan kelapa.

"Sebetulnya, kita bisa sangat mandiri, apalagi kita memiliki benih-benih unggul," katanya.  

Syukur yang juga menjadi ketua umum Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) mengatakan, kini ada dua anggotanya yang sudah memiliki laboratorium benih unggul hasil kultur jaringan. Keduanya adalah PT Rajawali I dan PT Muria Sumba Manis. Berikutnya, PT RMI dan PT Pratama Nusantara Sakti juga akan memiliki laboratorium sendiri.

"Kami mengharapkan pembinaan BSIP Perkebunan kepada laboratorium-laboratorium ini," tutup Syukur. 

source : https://www.agronet.co.id/detail/indeks/gula/9595-PT-RMI-Borong-10-Ribu-Benih-Unggul-Tebu-dari-BSIP-Perkebunan