Program-program Menguntungkan bagi Petani Mitra

Rejoso Manis Indo, 08 September 2022 | Penulis : Muhamad Devi Riswandi
Program-program Menguntungkan bagi Petani Mitra
Beragam upaya ditempuh PG RMI sebagai pabrik gula berbasis tebu rakyat untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tebu

Keberadaan para petani tebu mendapat perhatian serius Pabrik Gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI). Beragam upaya ditempuh pabrik gula berbasis tebu rakyat ini untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tebu petani mitra.


Salah satu upaya itu adalah pendampingan. Pabrik yang berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, ini melakukan pendampingan antara lain dengan sosialisasi cara tanam tebu dua baris (double raws). Cara ini lebih memudahkan perawatan tebu karena memberi ruang yang cukup bagi alat mekanis (traktor) sehingga meminimalkan biaya.


Pintu dibuka lebar buat petani yang ingin meningkatkan kualitas tebunya. Petani dipersilakan berkonsultasi dengan para ahli tebu PG RMI. Jika diperlukan, petugas PG RMI siap membantu petani hingga mendatangi kebun tebu mereka.


Drone Spray

Salah satu bantuan petugas PG RMI di kebun tebu yang menarik banyak perhatian petani adalah program Drone Spray. Ini adalah metode pemupukan tebu dengan cara menyemprotkan pupuk KCL menggunakan drone yang diterbangkan mengitari lahan. Penyemprotan dilakukan sebelum tebu ditebang. Program ini sangat diminati karena meningkatkan kualitas tebu secara signifikan. 


Program ini sangat diminati karena bisa meningkatkan harga jual tebu. Harga lebih tinggi karena brix tebu yang di-drone spray bisa mencapai 27, sedangkan yang tidak mendapatkan perlakuan drone spray, brix-nya sekitar 20.


Brix tebu tinggi karena yang disemprotkan adalah pupuk kalium klorida (KCL). Selain membuat batang tanaman lebih kuat, pupuk KCL juga berfungsi melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit. KCL juga membantu tanaman memaksimalkan proses fotosintesis dan distribusi hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman sehingga nutrisinya lebih terjamin.


Petani sebenarnya bisa saja menyemprot sendiri lahannya dengan KCL menggunakan tenaga manusia. Tetapi waktu pengerjaannya lama. Untuk satu hektar lahan saja, misalnya, belum tentu satu hari selesai. Sedangkan dengan drone spray PG RMI, penyemprotan lahan satu hektar bisa diselesaikan hanya dalam waktu 15 menit. Biayanya pun tidak mahal, hanya Rp 500 ribu per hektar.


Penyemprotan dengan drone PG RMI sangat efektif karena berfokus pada daun tebu. Juga karena dilakukan dari atas secara merata sehingga pupuk mengenai seluruh bagian daun. Berbeda dengan penyemprotan manual, yang karena dilakukan dari bawah, pupuk tidak bisa mengenai semua bagian daun.


Daun tebu yang telah disemprot dengan drone PG RMI juga aman bagi ternak. Terbukti, tidak ada ternak yang mengalami gangguan kesehatan atau keracunan setelah memakannya. 


Pinjam Bibit

Kemitraan juga dilakukan melalui program Pinjam Bibit. Program ini sangat membantu petani kecil atau petani yang kebetulan tidak cukup modal saat harus menanam tebu. Sebab, petani benar-benar hanya meminjam, tidak perlu membayar bibit. Tidak juga perlu membayar bunga layaknya meminjam modal ke bank. 


Satu-satunya kewajiban petani adalah mengembalikannya saat tebu sudah dipanen. Jumlahnya tidak berubah, yaitu sebanyak bibit yang dipinjam. Misalnya pinjam 2 ton bibit, yang harus dikembalikan hanyalah 2 ton tebu, tidak lebih.


Dengan demikian, petani tidak perlu pusing memikirkan modal untuk membeli bibit. Petani bisa fokus pada bagaimana mengolah tanaman tebunya sebaik mungkin agar mendapatkan kualitas terbaik saat ditebang. 


Keuntungan lain bagi petani dari program ini adalah mendapatkan bibit tebu berkualitas tinggi. Bibit ini merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan melalui serangkaian penelitian dan uji coba oleh tim ahli di lahan budidaya PG RMI.


Minat petani pada program ini sebenarnya cukup tinggi. Namun karena keterbatasan stok, saat ini hanya petani di wilayah Blitar raya yang bisa mengikutinya.


Tebu Hijau dan Tebu Manis

Program kemitraan yang tak kalah menarik adalah Tebu Hijau dan Tebu Manis. Keduanya merupakan bagian dari cara PG RMI memberi insentif kepada para petani. 


Program Tebu Hijau merupakan upaya PG RMI mendorong petani menanam tebu hijau. Pertama, karena bisa dipanen lebih cepat, yakni saat masih berumur 9-10 bulan. Kedua, karena tebu jenis ini lebih bagus kualitasnya dibanding varietas tebu lain, misalnya tebu merah atau hitam. Nilai brix tebu merah atau hitam berkisar antara 16 hingga 18, sedangkan nilai brix tebu hijau antara 19 hingga 20. Itulah sebabnya PG RMI memberikan insentif berupa harga tebu lebih tinggi jika petani bergabung dalam program Tebu Hijau. 


Insentif berupa harga tebu lebih tinggi juga bisa diperoleh petani jika bergabung dalam program Tebu Manis. Petani bisa mendaftar di program ini jika nilai brix tebunya minimal 19. Nilai brix sebesar itu ditetapkan dengan maksud memicu petani agar menjaga kualitas tebunya dari waktu ke waktu.


Petani bisa mengukur sendiri nilai brix tebunya sebelum dikirim ke PG RMI. Hasilnya akan dicocokkan dengan hasil pengukuran yang dilakukan tim PG RMI di pos pantau dan di pos penimbangan. Jika data petani dan data PG RMI bersesuaian (sinkron), yakni brix tebu minimal 19, maka petani berhak mendapatkan harga lebih tinggi. Jika tidak, tebu tersebut akan dibeli dengan harga reguler.


Perlu diketahui, brix minimal tebu yang bisa masuk PG RMI adalah 17. Standar ini ditetapkan agar performa dan efisiensi produksi gula tetap terjaga.*