Teknologi Modern di Balik Produksi Gula RMI

Rejoso Manis Indo, 08 September 2022 | Penulis : Muhamad Devi Riswandi
Teknologi Modern di Balik Produksi Gula RMI
Pabrik Gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI) memroduksi gula berkualitas tinggi. Produk gula yang dihasilkan pabrik yang berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, ini telah lulus sejumlah sertifikasi mutu.

Pabrik Gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI) memroduksi gula berkualitas tinggi. Produk gula yang dihasilkan pabrik yang berlokasi di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, ini telah lulus sejumlah sertifikasi mutu. 


Di dalam negeri, PG RMI telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sertifikat Halal Assurance System 23000 dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Sertifikat juga datang dari International Organization for Standardization (ISO). Kepada PG RMI, organisasi global itu memberikan sertifikat Standar Manajemen Mutu ISO 9001:2015. 


Pencapaian tersebut tak lepas dari teknologi permesinan mutakhir di PG RMI yang diawaki oleh sumber daya manusia terlatih dan manajemen yang efektif. Apa saja permesinan yang ada di pabrik milik PT RMI?


1. Mill Set Tandem (Penggilingan)


Mill set tandem di PG RMI merupakan seperangkat peralatan lengkap penggilingan tebu yang dipesan dari Bundaberg Walkers, Australia. RMI memilihnya berdasarkan beberapa pertimbangan.


Pertama, karena paling populer di dunia. Kedua, karena maintenance-nya bisa dilakukan di PG RMI maupun secara remote dari pabriknya di Australia. Ketiga, karena sudah teruji kehandalannya. Keempat, karena sistem kontrolnya mengintegrasikan pengoperasian semua peralatan dengan efisiensi tinggi.


Berikut gambaran ringkas serangkaian proses produksi yang dikerjakan di mill set tandem:


Mulanya beberapa truk tebu menempati posisi bongkar muatan. Lalu mesin tipper menjungkirkan truk ke belakang hampir 90 derajat sehingga muatan berjatuhan ke conveyor (side cane carrier). 


Tebu lalu bergerak ke mill house. Banyak tahap yang harus dilewati tebu di sana. 


Awalnya tebu diratakan menggunakan mesin levellers, lalu masuk ke main cane carrier. 


Di main cane carrier, tebu dipotong-potong (dicacah) dalam dua tahap, yaitu di unit pisau potong (cutter) 1 dan cutter 2. Hasilnya berupa batang tebu berukuran pendek yang selanjutnya dihantarkan oleh belt conveyor menuju shredders untuk ditumbuk.


Dari shredders, tebu dibawa melalui elevator menuju mesin mill untuk diperas. Pemerasan dilakukan dalam 5 tahap di 5 set mill. Hasilnya berupa nira (sirup tebu) dan bagas (ampas). Nira akan diolah lebih lanjut menjadi gula, sedangkan bagas dijadikan bahan bakar bagi boiler.


2. Process Station


Process Station (Stasiun Pemrosesan) bertugas mengolah lebih lanjut nira hasil perahan yang diterima dari stasiun penggilingan (mill set tandem). Tugas itu dijalankan dengan peralatan-peralatan modern yang didatangkan dari Sutech, Thailand.


Berikut gambaran singkat bagaimana peralatan-peralatan tersebut beroperasi: 


Pertama, nira dikirim ke unit pemurnian untuk dipisahkan dengan kotorannya (blothong). Hasilnya berupa nira jernih. 


Kedua, nira jernih selanjutnya diuapkan di unit evaporasi. Hasilnya berupa nira pekat (raw syrup) yang terlihat gelap.


Ketiga, nira pekat dan gelap itu kemudian dikirim ke boiler 1 untuk dimasak (menggunakan uap) guna menaikkan lagi konsentrasinya sehingga muncul kristal-kristal.


Keempat, larutan yang sudah mengandung kristal-kristal tersebut lalu masuk ke unit sentrifugal 1 untuk dilebur.


Kelima, hasil peleburan masuk ke unit pemurnian lagi (remelt) menggunakan karbonatasi (semacam bejana yang dialiri CO2 dari boiler).


Keenam, hasil remelt karbonatasi dikirim ke boiler 2 untuk dimasak lagi. Terjadi refinery di sini. Hasilnya berupa kristal yang lebih putih.


Ketujuh, kristal hasil refinery dikirim ke unit sentrifugal 2. Di sini kristal dipisahkan dari cairan. 


Kedelapan, kristal hasil pengolahan di sentrifugal 2 selanjutnya dikeringkan dan didinginkan. Setelah itu dikirim ke stasiun packaging (bagging).


3. Robotic Bagging


Sebelum dibawa ke gudang penyimpanan, butir-butir gula kristal putih dikemas di Packaging Station. Mulanya butir-butir kiriman dari Process Station tersebut ditampung di bin produk, lalu dikemas dalam karung-karung plastik, masing-masing berkapasitas 50 kg. 


Karung tersebut dilengkapi inner bag. Tujuannya, untuk menjaga kebersihan gula dan kelembaban gula sehingga tidak mudah meleleh dan rusak. 


Pengemasan dilakukan secara robotik (robotic bagging). Proses ini dimulai dengan pengambilan karung, pengisian karung, penimbangan secara digital, penjahitan karung, 

hingga pengantaran ke kendaraan pengangkut. 


Dalam proses ini terdapat metal detector untuk memastikan produk tidak mengandung unsur logam. Jika ditemukan unsur logam, produk akan bergeser otomatis ke jalur lain untuk pemeriksaan lebih lanjut. 


Teknologi robotic bagging yang didatangkan PG RMI dari Statec Binder, Austria, ini dioperasikan dan dikendalikan oleh sumber daya manusia (SDM) terlatih yang memakai alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 


4. Boiler dan Turbin Generator


Pabrik gula besar seperti RMI butuh energi besar untuk operasionalisasinya. Dan suplai energi di pabrik RMI dipasok mandiri oleh power house. Baik kebutuhan sumber energi panas untuk pemrosesan gula maupun sumber energi untuk pembangkit listrik. 


Bagaimana cara kerrjanya? Kuncinya ada pada boiler (buatan Thermax, India) dan turbine generator (buatan Triveni, India).


Di boiler, air dipanaskan dengan bahan bakar ampas tebu (bagasse). Hasil pemanasan tersebut berupa uap (steam) bertekanan tinggi yang kemudian mengalir ke unit powerhouse untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya turbin menggerakkan generator.


Dari generator inilah listrik dihasilkan. Dayanya yang besar, yakni 2x12 megawatt, cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik di pabrik. 


Selain dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, uap yang dihasilkan boiler juga dimanfaatkan di stasiun pemrosesan sebagai sumber energi panas pemasakan gula, karbonatasi, dan kristalisasi.


5. Quality Control Laboratorium


Semua yang terkait dengan produksi di PG RMI diuji dan dianalisis di sini, mulai bahan baku (tebu), material-material untuk proses produksi, kualitas air, hingga gula dan molase (tetes tebu). 


Pengujian dilakukan secara kimia dan fisika, lalu dianalisis menggunakan alat-alat yang didukung cara kerja digital sehingga akurasinya sangat tinggi. Misalnya kadar gula (polarisasi), yang di RMI ditentukan harus mencapai 99 persen, bisa dianalisis di laboratorium ini secara tepat. 


Begitu pula rendemen, air pengisi boiler, dan tetes; semua dianalisis menggunakan peralatan digital untuk memastikan kesesuaian dengan parameter yang ditentukan.*