Efisiensi Tinggi Produksi Gula di Rejoso, Blitar

Rejoso Manis Indo, 03 October 2022 | Penulis : Muhamad Devi Riswandi
Efisiensi Tinggi Produksi Gula di Rejoso, Blitar
Manajemen produksi PG RMI dilakukan secara digital, terkomputerisasi, dan terintegrasi sehingga peralatan modern berteknologi canggih bisa beroperasi maksimal dengan efektif dan efisien. Tampak kegiatan di salah satu ruang kontrol di PG RMI.

Pabrik Gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI) memproduksi gula dengan efisiensi tinggi. Salah satu kunci efisiensi terletak pada manajemen produksi yang didukung peralatan-peralatan modern berteknologi canggih. Peralatan dan permesinan dari pabrikan-pabrikan ternama kelas dunia itu dirakit terintegrasi sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan meningkatkan kinerja, produktivitas dan menekan biaya.


Di perangkat mill station, misalnya, ekstraksi sari tebu atau sirup tebu dapat terjadi secara maksimal hingga menyisakan ampas tebu (bagasse) yang kering dengan kandungan gula tersisa tidak lebih dari 1 persen dari volumenya. Hal itu dapat terjadi karena ekstraksi sari tebu dilakukan dalam beberapa tahapan. 


Lalu efisiensi di stasiun pengemasan (bagging station). Di sini, dengan teknologi robotic bagging, PG RMI bisa menyiapkan produk siap jual dengan kecepatan tinggi. Sebanyak 1.500 ton produk bisa dikemas dalam sehari.


Powerhouse yang Powerful

Ketersediaan energi panas dan energi listrik yang besar mutlak dibutuhkan dalam memproduksi gula. Energi panas untuk memasak gula, karbonatasi, dan kristalisasi. Sedangkan energi listrik digunakan untuk mengoperasionalkan seluruh peralatan yang ada. 


Kebutuhan tersebut dipasok oleh powerhouse yang menggunakan boiler, turbin, dan generator yang canggih. Berkat peralatan-peralatan tersebut, PG RMI mampu menghasilkan sendiri energi yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan produksinya, baik energi panas maupun energi listrik. 


Basis energi tersebut adalah ampas tebu (bagasse), sehingga PG RMI tidak harus bergantung pada batubara sebagai sumber energi. Batubara hanya didatangkan dan digunakan sebagai cadangan, yaitu saat suplai tebu tidak mencukupi. 


Digitalisasi, Komputerisasi, Integrasi

Manajemen produksi gula di PG RMI memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan jaringan komputer yang terintegrasi. Teknologi ini membuat keputusan-keputusan penting terkait produksi gula bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Ini membuat kinerja manajemen produksi menjadi lebih efektif dan efisien. 


Contohnya bisa kita lihat di mill set tandem. Di sini terdapat ruangan khusus yang disebut sebagai ruang Distributed Control System (DCS). DCS merupakan sistem kontrol yang bertugas mengambil serta mengolah data, dan berdasarkan data tersebut melakukan pengendalian terpadu terhadap pengoperasian semua peralatan di stasiun penggilingan, termasuk kontrol terhadap kecepatan laju tebu dari satu stasiun pengolahan ke stasiun pengolahan berikutnya.


Pengendalian terpadu berpresisi tinggi ini terkomputerisasi dengan rapi. Semua tombol operasi tersedia di tampilan layar monitor sehingga operator cukup mengklik tombol sesuai kebutuhan. Misalnya klik tombol Star untuk memulai operasi penggilingan dan tombol Stop untuk menghentikannya.


Dengan sistem digital dan jaringan komputer, PG RMI juga berhasil mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja setiap unit produksi. Mereka bisa saling bertukar data tanpa harus secara fisik bergerak dari satu unit ke unit lainnya. 


Kemudahan ini terkait erat dengan laboratorium pengendali mutu (quality control laboratory). Laboratorium ini bertugas menganalisis atau menguji semua hal terkait produksi (bahan baku tebu, bahan pembantu proses, kualitas air, gula, molase, dan lain-lain). Analisis dilakukan menggunakan peralatan digital sesuai parameter yang ditentukan dengan tingkat akurasi tinggi. 


Semua hasil analisis tersebut dilaporkan lewat jaringan website internal yang bisa diakses pihak-pihak terkait (milling station, process station, packaging station, dan lain-lain). 


Update data dari laboratorium dilakukan per 1 jam, per 2 jam, atau per 4 jam; sesuai kebutuhan. Bahan yang dianalisis per 1 jam meliputi raw syrup, first juice, mixed juice, clarified juice, dan bagasse. Bahan yang dianalisis per 2 jam misalnya raffinated sugar, final molasses, dan condensate. Sedangkan yang dianalisis per 4 jam, antara lain, raw sugar dan final molasses.


Sharing informasi hasil analisis secara periodik ini sangat berguna bagi pihak-pihak terkait. Mereka bisa mendapatkan gambaran nyata dan aktual terkait tugas mereka melakukan treatment yang tepat dan cepat, cukup dengan mengakses website.*