Gula Dalam Pasar Global

Rejoso Manis Indo, 23 February 2023 | Penulis : Dinar
Gula Dalam Pasar Global
Ilustrasi - borneonews.com
RMI - Gula merupakan salahsatu komoditi penting dalam skala konsumsi maupun industri. Indonesia ternyata merupakan salah satu pasar potensial, lalu ada diperingkat berapakah Indonesia? Berikut serba - serbi produksi gula di Indonesia mengutip dari halaman resmi International Sugar Organization (ISO).

Pada Oktober 2021 hingga September 2022, sepuluh negara produsen gula terbanyak dunia adalah Brasil, India, Uni Eropa (UE), Cina, Amerika Serikat (AS), Thailand, Federasi Rusia, Meksiko, Pakistan, dan Australia. Produksi mereka mencakup 70 persen dari output global. Dan di tahun 2021, konsumsi gula dunia naik setelah tiga tahun sebelumnya mengalami penurunan. Berdasarkan catatan ISO menunjukkan kenaikan sebesar 0,155 juta ton sehingga total konsumsi pada 2021 menjadi 168,470 juta ton.

Namun, konsumsi gula per kapita pada 2021 turun menjadi 21,4 kilogram. Ini turun 0,2 kilogram dari tahun sebelumnya. Konsumsi gula pernah mencapai angkat tinggi yatu 23 kilogram per kapita pada 2016. Lantas, pasar manakah yang terbanyak mengkonsumsi si manis ini? Pada laman ISO menyebutkan, pengguna terbanyak gula mencakup India, UE, Cina, AS, Brasil, Indonesia, Federasi Rusia, Pakistan, Meksiko, dan Mesir. Jadi terjawab sudah, Indonesia ada pada urutan enam dalam laporan versi ISO ini.

ISO mencatat, ada sekitar 110 negara produsen gula, baik yang diproduksi dari tebu atau bit gula. Namun, gula yang berasal dari tebu mencakup hampir 80 persen dari produksi gula global. Uniknya, tebu ternyata tak hanya menghasilkan gula saja. Tebu juga menawarkan alternatif untuk pakan ternak serta sumber serat dan energi.  Tebu bahkan disebut sebagai sumber biomassa terbaik dan paling efisien untuk produksi bioenergi berbasi etanol.

ISO merupakan organisasi antarnegara yang berkomitmen meningkatkan kondisi pasar gula dunia. Organisasi ini berkantor pusat di London, Inggris, dan kini memiliki  87 negara anggota. Indonesia mengajukan keanggotaan sejak 2011. ISO bersikap proaktif terhadap pemanfaatan etanol dari hasil panen tebu. Tujuannya adalah meningkatkan peran bioenergi di peta energi secara global pada masa depan.